Kamis, 11 Agustus 2011

Kebersihan Sebagian Dari Iman

Sampah lagi... sampah lagi...!





Sudah menjadi pemandangan yang biasa jika mendapati ada banyak sampah berserakan. Bahkan, hingga membentuk gunungan sampah, yang baunya kadang tak dapat lagi ditahan. Seiring problema sampah yang semakin hari semakin menumpuk dan entah bagaimana baiknya untuk menanggulangainya. Banyak orang yang menulis tentang artikel kebersihan lingkungan, mereka bercerita tentang asal-usul sampah, tentang harapan-harapannya melihat lingkungan bersih dari sampah, bahkan tak sedikit mereka yang memberi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah-sampah itu.

Apa boleh dikata, sampah sudah mengelilingi lingkungan kita. Artikel ini akan bercerita tentang sampah-sampah itu. Yang bukan lagi menggunung, namun kini telah menjadi lautan. Sehingga, kala musim hujan tiba, siap untuk membentuk jebakan-jebakan memampetkan sungai dan aliran-aliran air, hingga akhirnya terjadi banjir.

Berawal dari sampah, yang sering kita anggap gampang dan remeh. Dengan seenaknya, kita membuang plastik bekas makanan, membuang botol bekas minuman, membuang kantong plastik, kertas, sampah dapur, dan sampah lainnya tanpa beban. Tidak memikirkan akan menjadi apa sampah itu nantinya. Atau, pernahkah terpikirkan bahayanya sampah-sampah itu terhadap kehidupan kita?

Buang sampah pada tempatnya

Pepatah bilang “jika ingin mengubah orang lain, mulailah dari diri sendiri”. Mungkin hal ini dapat diterapkan untuk mengurangi tumpukan sampah di pinggir-pinggir jalan. Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya. Jadikan hal itu suatu kebiasaan yang menyenangkan sehingga kita melakukannya tanpa harus terpaksa.

Ada banyak fasilitas yang menyediakan tempat-tempat untuk pembuangan sampah, baik itu di pinggir-pinggir jalan, mall, sekolah, kampus, atau tempat-tempat umum lainnya. Namun, mengapa ya, sampah yang kebanyakan ringan itu sepertinya berat untuk masuk ke dalam tongnya?

Akan lebih baik lagi jika kita membiasakan diri juga untuk memisah-misahkan sampah yang ada, yaitu sampah organik dan nonorganik. Misalnya, sampah-sampah yang mudah diurai, seperti sampah bekas potongan sayuran, makanan, atau daun-daunan bisa kita kubur sendiri di belakang rumah.

Begitu pula dengan sampah kertas, kalau masih bisa dibakar sendiri, mengapa tidak kita lakukan? Kecuali, mungkin untuk sampah plastik. Pemakaian plastik sebisa mungkin diperkecil karena sampah itu sulit untuk terurai.

Mendambakan lingkungan bersih

Sering kali kita melihat lingkungan negeri orang lain yang tampak bersih dan tertata rapi. Tak sungkan kita puji kebersihannya, lalu berkaca pada negeri sendiri yang kadang merasa sedih memperhatikannya. Kapankah lingkungan kita akan tampak bersih agar sedap dipandang mata? Dengan rumput yang menghijau, pohon-pohon tumbuh subur dan tertata, bebas dari sampah. Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap orang, bukan?

Bersih berarti sehat, menjaga kebersihan berarti menjaga kesehatan. Bersih diri saja tidak cukup. Jika lingkungan sekitar kita masih banyak yang belum bersih. Lingkungan juga dapat mencerminkan masyarakatnya. Karena itu, mari kita imbangi kecanggihan teknologi yang ada dengan kecanggihan menata lingkungan sekitar kita agar menjadi bersih. Supaya sungai-sungai itu tak lagi dipadati sampah-sampah, agar ikan dan makhluk hidup lainnya yang ada di dalamnya dapat hidup tenang. Dan, kita pun mungkin akan terhindar dari banjir karena tak akan ada lagi yang menghalangi aliran air itu untuk terus mengalir.



Kebersihan sebagian dari Iman






Kebersihan sebagian dari Iman, bermakna kalau tidak bersih maka sebagian iman kita hilang atau luntur, berarti manusia yang tidak tahu kebersihan tidak yakin bahwa dengan bersih dapat menguntungkan dirinya. Karena setiap pekerjaan yang dilandasi iman kepada sang pencipta akan selalu menguntungkan dirinya di dunia maupun di akhirat.
Dengan menjaga kebersihan keuntungan langsung yang didapat adalah kesehatan dan lingkungan yang nyaman. Ternyata dengan hidup bersih dapat meminimalkan diserang oleh berbagai macam penyakit, tidak berpenyakit berarti sehat jasmani juga rohani, berbagai macam aktivitas yang berguna (amal soleh) bisa dilaksanakan (sakit berarti terbaring tidak ada kegiatan), tidak berpenyakit juga berarti menghemat biaya untuk rumah sakit yang pada gilirannya dana yang ada akan di gunakan untuk kepentingan yang lebih bermanfaat. Lingkungan yang nyaman menandakan kesadaran manusia akan tatanan hidup yang lebih baik, pola pikir manusia yang baik dan hati yang bersih.
Lingkungan yang jorok berarti menandakan pikiran manusia yang ruwet, mulai dari pejabat yang paling atas sampai paling bawah, karena tidak paham bagaimana cara menata sebuah tempat, kota maupun negara. Inilah sebuah indicator, bahwa kebersihan menunjukan mental seluruh bangsa. Mari kita perhatikan lingkungan kita, salah satunya adalah Jakarta, sebagai ibukota dan cerminan sebuah bangsa dan negara, dihuni berbagai macam etnis, golongan dan agama, namun suatu kenyataan bahwa kondisi lingkungan di ibukota tersebut umumnya sangat buruk, buang sampah sembarangan, got pada mampet, pengelolaan sampah yang tidak beres, semua itu mengakibatkan banjir, nyamuk berkeliaran, bau yang menyengat, pemandangan yang tidak nyaman, penyakit merajalela seperti demam berdarah, diare, stress, thypus dan sebagainya.
Kondisi tersebut membuat tidak nyaman, Apakah seterusnya mau seperti itu, apa sich penyebabnya?

Penyebabnya adalah Iman manusia telah hilang sebagian, entah siapa yang ngambil ..



MENJAGA KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

 
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.

            Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
            Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.
            Demi tercapainya lingkungan yang ASRI perlu diadakan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Guru selalu memberi contoh  bila membuang sampah selalu di tempatnya.
  2. Guru wajib menegur dan menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan terutama pada saat siswa-siswi makan dan minum dalam kelas, bungkusnya ditaruh dalam glodok bangku.
  3. Mencatat siswa-siswi yang membuang sampah sembarangan pada buku saku/ buku pelanggaran.
  4. Membuat tata tertib baru yng isinya tentang pemberian denda terhadap siswa sebesar Rp 2.000 setiap melanggar 1 tata tertib sekolah.










Dengan tindakan-tindakan ini maka kebersihan sekaligus kedisiplinan akan tercapai, terutama tindakan nomor 4 yang paling bagus, karena siswa mau melakukan pelanggaran ini tidak berani dan mau melakukan pelanggaran itu juga tidak berani, karena kalau melakukan pelanggaran tersebut akan didenda, pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan siswa terhadap tata tertibpun akan terjaga, selain itu juga dapat mengharumkan nama baik sekolah, karena diakui oleh masyarakat sekitar sekolah bahwa anak disekolah kita disiplin-disiplin dan patuh terhadap peraturan.


Kamis, 04 Agustus 2011

Kebersihan Sebagian Dari Iman

Kebersihan itu sebagian dari iman, itulah yang selalu kita dengar dari orang-orang tua dan guru-guru kita semenjak kecil.
jagalah kebersihan
kebersihan
Dari dulu kita selalu diajarkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan pangkal kesehatan.
Namun dalam pelaksanaan sehari-hari hal yang kita anggap sepele ini seringkali terlupakan oleh kita, ya mungkin karena kita tidak selalu membiasakan dan membuayakan didalam menjalankan sikap bersih.
Contoh kecil adalah ketika kita makan permen, maka bungkusnya kadang-kadang kita buang asal-asalan, padahal kalau kita peduli dengan hal ini kita seharusnya mebuangnya ketempat sampah. Coba perhatikan disekitar tempat sampah disekeliling kita, pasti banyak sampah yang berserakan disekitarnya. Tempat sampah telah disediakan poster-poster tentang kebersihan telah ditempelkan.
Sungguh miris emang,  apa sih yang salah dengan orang-orang kita, apakah perlu adanya suatu tindakan tertentu untuk memberikan kesadaran akan pentingnya kebersihan bagi diri kita dan lingkungan secara umum.
Padahal dalam agama telah jelas disebutkan kebersihan sebagian dari iman jadi jika kita tidak peduli dengan kebersihan apakah kita masih peduli dengan keimanan kita???
Wallahualam…
Tapi mulai dari sekarang tetapkanlah dihati ditiap diri semua insan bahwa kebersihan itu sangat penting. Mulailah dari sekarang untuk berlaku bersih dimulai dari hal yang kecil.  Mudah-mudahan kesadaran akan kebersihan ini menjadi budaya bangsa.